Sebanyak 27 mahasiswa asing dari berbagai negara termasuk Indonesia, turut serta mempelajari strategi pengurangan risiko bencana berbasis ekosistem dalam kegiatan Summer Course Ecosystem-based Disaster Risk Reduction in the Tropics (Eco-DDR) 2018 yang diselenggarakan oleh Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan yang berlangsung pada 29 Juli – 10 Agustus 2018 tersebut diikuti oleh 28 mahasiswa asing tingkat sarjana dan pascasarjana dari 11 negara di dunia yaitu Malaysia, Filipina, Thailand, India, Taiwan, Jepang, Bangladesh, Colombia, Costarica, Arab Saudi termasuk Indonesia.
Fakultas Geografi telah lama terlibat dalam program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Ekosistem (Eco-DRR). Ide untuk mempertahankan kolaborasi dalam Eco-DRR tidak lagi sebuah pilihan namun menjadi wajib sejak adanya Sendai Framework tahun 2015 dan Sasaran Pembangunan Berkelanjutan 2015 (SDGs 2015) yang mendorong masing-masing negara untuk memantau pengurangan risiko bencana dan kinerja pembangunan berkelanjutan. Pentingnya Eco-DRR mendapat perhatian lebih karena dapat menjadi salah satu solusi alternatif terhadap penanggulangan bencana yang seharusnya tidak hanya terbatas pada manajemen sumberdaya manusia dalam situasi darurat, tetapi juga perlu diperluas ke manajemen sumberdaya alam.
“Harapan ke depan, melalui kegiatan ini, muara yang akan dicapai yakni dapat mengerucut pada pengembangan pusat unggulan ilmu kebencanaan yang berbasis ekosistem di Indonesia. Nantinya, hal ini dapat menjadi batu loncatan mencapai keunggulan bidang ilmu di level internasional sebagai living laboratory for disaster studies,” papar Prof. Dr. Muh Aris Marfai, M.Sc. sebagai koordinator kegiatan Summer Course sekaligus Dekan Fakultas Geografi UGM.
Summer Course ini juga bertujuan sebagai forum mahasiswa lintas negara yang saling bertukar pikiran, ide dan informasi dalam kajian Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang berbasis ekosistem melalui berbagai format kegiatan, diantaranya melalui pemaparan teori di dalam kelas dan kegiatan lapangan di luar kelas. Kegiatan lapangan dilakukan selama tiga hari (dari total kegiatan selama 2 minggu) untuk melakukan observasi lapangan antara lain ke wilayah Karst Gunungkidul termasuk pantai Baron untuk mempelajari tentang dinamika ekosistem yang berada di kawasanbentuklahan Karst dan Marine, Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP), Pujiono Center (e-Pujiono Learning Center) di Dusun Karanglo, Donoharjo, Sleman untuk belajar mengenai pengetahuan akan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan prakteknya dalam skala lokal, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY dan PUSDALOPS Provinsi DIY serta wilayah kajian lain seperti wilayah sekitar Gunungapi Merapi (Museum Gunungapi Merapi, wilayah Kecamatan Turi). Selain itu, peserta juga berkesempatan belajar mengenai Budaya Jawa, seperti memainkan gamelan dan membatik.