Sebanyak 337 peserta mengikuti kuliah umum Development Of Advanced Microwave Remote Sensing Technology And Its Applications For Disaster Monitoring pada hari Senin, 11 November 2019 di Auditorim Merapi, Fakultas Geografi UGM. Kuliah ini diikuti oleh mahasiswa geografi UGM dari berbagai jenjang (khususnya mahasiswa S1 Departemen Sains Informasi Geografi dan D3/D4 Sistem Informasi Geografi dan Penginderaan Jauh) dan juga perwakilan dari mitra fakultas yaitu BPDAS Solo serta BMKG. Adapun narasumber pada kegiatan ini adalah Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo dari Chiba University.
Acara ini diawali dengan pemberian sambutan oleh Prof. Dr. rer.nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc selaku Dekan Fakultas Geografi UGM. Fakultas Geografi UGM dan Chiba University telah bekerjasama selama lebih dari delapan tahun hingga saat ini. Kegiatan yang telah dilakukan bersama diantaranya student exchange dan joint international conference. Setelah itu dilakukan penyerahan cinderamata yang dipandu oleh moderator yaitu Dr. Sudaryatno, M.Si.
Prof. Josaphat saat ini merupakan Head Department of Environmental Remote Sensing, Head Division of Earth Environmental Science, dan kepala laboratorium JMRSL. Bidang keahlian beliau diantaranya Synthetic Aperture Radar (SAR), Ground Penetrating Radar (GPR), Mobile Satellite Communications, Antenna Development for Various Applications, Unmanned Aerial Vehicle (UAV), dan Microsatellite. Prof. Josaphat juga membicarakan tentang publikasi dan keseluruhan kerjasama yang dilakukan oleh Chiba University dengan beberapa universitas lain di dunia.
Produk yang dihasilkan oleh Prof. Josaphat diantaranya berupa radar untuk bawah tanah dalam research FY 1995-FY 1999, radar untuk lahan gambut dalam research FY 1999-FY 2001 electromagnetic modelling of SAR Scattering kolaborasi Puslittanak Deptan, radar untuk satelit dalam reasearch FY 2002-FY 2004 engineering test satelite – VIII (ETS-VIII) kolaborasi dengan NICT (National Institute of Information and Communication Technology). Selain itu, Prof. Josaphat juga mengembangkan aplikasi radar untuk observasi sedimentasi di Jakarta dan penurunan muka tanah di Bandung yang menggunakan SAR, serta observasi tanah longsor di Malaysia (Cameeron Highland). Selain itu beliau juga menjelaskan manfaat DInSAR yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas daerah yang membutuhkan bantuan saat bencana erupsi gunung api. Disamping itu, radar juga dapat digunakan untuk monitoring aliran lumpur.
Project yang saat ini Prof. Josaphat kembangkan adalah Earth Observation menggunakan GAIA-I and GAIA-II. Sebelum adanya gempa, akan terjadi pegeseran sesar. Semakin besar flux yg di generate, sesar akan menimbulkan awan elektron. Gelombang dari GPS yang seharusnya lurus namun sering erorr akibat pengaruh perubahan elektron yang ada di Ionosfer. Gempa akan terjadi pada koordinat perubahan elektron. Professor yang memiliki 8 jabatan ini, juga mengembangkan L band yang dibeli oleh Malaysia. Selain itu, Prof. Josaphat juga menjelaskan tentang manfaat CP-SR (Circular Polarization), perbedaan linear polarization dengancircular polarization. Selain itu, beliau saat ini juga berencana untuk menerbangkan HAPS. Pada akhir sesi kuliah umum ini, dibuka sesi tanya jawab dengan peserta kuliah umum.