Menindaklanjuti acara UNESCO-UNITWIN TRAINING PROGRAM yang dilaksanakan di Univesitas Gadjah Mada pada awal tahun 2018, Rizka Dwi Amalia (Tim ICT) dan Nurisa Fajri Wijayanti (Tim Leadership) (GEL 2015) sebagai tim pemenang seleksi tingkat lokal kemudian mengikuti kompetisi lanjutan sebagai Delegasi Indonesia menjadi Kartini Gama Team. Kegiatan yang didanai penuh oleh Kementerian Pendidikan Korea Selatan serta didukung oleh UNESCO ini diselenggarakan dari tanggal 10-14 Desember 2018 di Korea Selatan oleh Asia Pacific Women’s Information Network Center (APWINC) dari Sookmyung Women’s University . Dalam acara pelatihan dan kompetisi tersebut, Kartini Gama Team berhasil meraih predikat “Winners of 2018 UNESCO-UNITWIN ICT & LEADERSHIP ADVANCED WORKSHOP and INTERNATIONAL COMPETITION“ . Penghargaan tertinggi ini diberikan langsung oleh Dr.Yujin Lim, Ph.D. sebagai Executive Director Asia Pacific Women’s Information Network Center dari Sookmyung Women’s University . Kompetisi ini diikuti oleh 39 mahasiswi yang merupakan tim terpilih dari Universitas Gadjah Mada, Life University, Royal University of Phnom Penh, National University of Laos, dan Souphanouvong University.
Kegiatan pelatihan dan kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan minat mahasiswi dalam bidang ICT (Information and Communication Technologies) dan Leadership / Kepemimpian yang merupakan hal penting dalam menghadapi persaingan global saat ini, membangun relasi dan pertemanan dengan mahasiswi-mahasiswi dari negara lain yang berasal dari berbagai displin ilmu serta merasakan langsung budaya dan teknologi di Korea Selatan.
Tim Universitas Gadjah Mada yang bernama Kartini Gama terdiri dari 7 anggota yang berasal dari berbagai fakultas. Kartini Gama beranggotakan Rizka Dwi Amalia (Fakultas Geografi), Teya Titiang Tiana (Fakultas ISIPOL), Christina Dwi Kusumaningtyas (Fakultas Pertanian), dari tim ICT dan juga Anisa Dian Larasati (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Hanin Banurukmi (Fakultas Ilmu Budaya), Nurisa Fajri Wijayanti (Fakultas Geografi), dan Linda Oktavianingsih (Fakultas Biologi) dari tim leadership. Selama kegiatan, tiap tim memperoleh pelatihan dan bimbingan dari profesor/dosen ahli di bidangnya. Tim ICT memperoleh pelatihan tentang Arduino dan Raspberry Pi yang diampu Prof. Todd Holoubek di Seoul Innovation Center, sedangkan tim leadership berkesempatan mendapat kuliah umum tentang Female Leadership, Personality Type Test and Career Mapping dan Design Thinking oleh Dr. Myonghee Kim, Dr. Swookyung Suh, dan Dr. Yeunkeum Chang. Selain itu, seluruh peserta juga memperoleh special lecture tentang Believe in Your Potentials oleh Dr. Hyungjin Lee dan Entrepreneurship for Future Talent oleh Miran Kim (APEC Best Award Grand-Prix Winner). Pada sesi field visit, seluruh peserta juga memperoleh kesempatan langka untuk mengunjungi kantor Amazon di Korea, mempelajari tentang budaya Korea dan praktek membuat langsung gelang tradisonal Korea di Korea Style Hub, serta menikmati pertunjukan musik di NH Art Hall.
Pada hari terakhir kegiatan, setiap tim kembali diminta menyampaikan dan menampilkan ide/gagasan tentang pemberdayaan perempuan yang dapat diterapkan baik di level pemerintahan, sekolah, keluarga, atau bahkan individual dan juga di komunitas lokal maupun international dengan mengunakan ICT. Tim UGM (Kartini Gama) berhasil memenangkan kompetisi dengan mengangkat ide perlindungan tenaga kerja wanita. Delegasi UGM berhasil meraih juara pertama dengan membawakan prototype inovasi teknologi bernama HER (Helper Bracelet for Migrant Worker) yang dirangkai menggunakan ARDUINO KIT. HER merupakan rancangan alat yang didesain untuk membantu para domestic migrant workers atau Tenaga Kerja Wanita yang bekerja di sektor domestik yang sangat rentan terhadap tindak kekerasan dan pelecehan. Hal ini terinsipirasi dari banyaknya kasus kematian dan ketidakadilan yang menimpa TKW Indonesia selama mereka bekerja di luar negeri. Tim UGM berharap agar ide dan desain dari alat ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan di negara-negara berkembang yang selaras dengan Sustainable Development Goals nomor 5 tentang Gender Equality dan juga nomor 8 tentang Decent Work and Economic Growth.