Kegiatan Summer School on Speleology 2018 yang diorganisir oleh Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM resmi dimulai lewat upacara pembukaan di Gedung KLMB Fakultas Geografi UGM pada pukul 08.00. Acara tersebut juga merupakan kolaborasi tiga fakultas di Universitas Gadjah Mada yakni Departemen Geografi Lingkungan, Departemen Teknik Geologi, dan Departemen Arkeologi. Sebanyak 24 orang tercatat sebagai peserta pada acara ini dengan 20 orang diantaranya merupakan peserta internasional yang datang dari berbagai negara, antara lain adalah Cina, Jepang, Filipina, Malaysia, Vietnam, Laos, dan Kamboja.
Seluruh peserta akan mengikuti rangkaian kegiatan yang terdiri atas kegiatan pengenalan, kelas, presentation/sharing session, dan field trip selama kurang lebih 10 hari dimulai dari tanggal 5 hingga 15 Agustus 2018. Selama kurun waktu tersebut, peserta akan diberikan berbagai materi dan muatan mengenai speleologi dan karst seperti geologi dan geomorfologi karst, speleogenesis, ekosistem gua, klimatologi gua, hidrologi, gambar cadas, teknik penelusuran gua, dan pariwisata gua. Materi-materi tersebut akan diberikan oleh sebanyak kurang lebih 14 akademisi dan praktisi baik skala nasional dan internasional. Akademisi dan praktisi internasional yang berpartisipasi berasal dari antara lain Slovenia, Korea Selatan, Cina, dan Jepang.
Untuk memperkuat ilmu yang telah diberikan di kelas, peserta akan diajak ke lapangan melalui kegiatan field trip pada akhir acara ini. field trip sendiri berisi aplikasi dan pengamatan lapangan yang diselenggarakan di Gua Jomblang, Gua Seropan, dan Gua Kalisuci. Selain pengamatan langsung dan praktik di gua, peserta juga akan diajak ke Museum Karst Indonesia, Pracimantoro, Wonogiri, untuk dapat belajar dan menyaksikan langsung berbagai model belajar mengenai gua dan karst di seluruh Indonesia.
Tujuan didakannya kegiatan ini salah satunya adalah untuk mengenalkan keunikan karst dan gua di Indonesia yang merupakan salah satu bentukan karst tropis. Selain itu, diharapkan Summer School on Speleology menjadi ajang tukar pengetahuan dan pengalaman antara sesama penelusur gua dan speleologist dari berbagai negara. Hal tersebut penting untuk, pada akhirnya, mendorong dan meningkatkan kesadaran speleologis dan upaya-upaya pelestarian serta pemanfaatan karst dan gua yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Langkah ini juga merupakan upaya awal untuk membentuk jaring-jaring speleologi yang mantap khususnya di kawasan Asia. Kedepannya, diharapkan acara serupa dapat diselenggarakan dan mengundang lebih banyak partisipan dan mengawal isu-isu yang semakin kontekstual.