Hai, perkenalkan nama saya Luthfia Adlina (Alin), saya adalah mahasiswa semester enam di Jurusan Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi Univesitas Gadjah Mada. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya yang telah mengubah pandangan saya tentang dunia ini. Pengalaman itu berawal dari sebuah kegiatan relawan/volunteer yang saya ikuti bersama organisasi yang benama AIESEC. AIESEC adalah organisasi pemuda terbesar di dunia yang memiliki Local Comittee di UGM. Semenjak saya memasuki dunia kampus, saya bertekad untuk mencoba banyak kesempatan yang diberikan. Awal kuliah saya awali dengan mengikuti banyak organisasi yang memiliki daya pikat yang cukup menarik. Lalu, saya menemukan sebuah booth benama AIESEC.
AIESEC memiliki beberapa program untuk mahasiwa, salah satunya adalah Global Volunteer. Global Volunteer merupakan kegiatan sosial yang dilaksanakan selama kurang lebih enam minggu di negara-negara berkembang. Program ini tidak hanya dapat diikuti oleh mahasiswa UGM tapi juga sekitarnya, namun panitia dari AIESEC sendiri memang diharuskan berasal dari mahasiswa UGM. Sebagai mahasiswa tahun pertama, saya memberanikan diri untuk mendaftar pada program ini. Negara yang saya tuju adalah Sri Lanka. Alasan saya memilih negara itu? Saya rasa karena kesempatan itu yang terbuka untuk saya saat itu. Perjalanan ini adalah perjalanan pertama saya keluar negeri seorang diri. Membayangkan tidak ada keluarga, tidak mengenal wilayah mereka, dan tidak mengerti apapun tentang bahasa mereka tidak membuat saya mundur untuk mencoba suatu hal yang baru.
Selama enam minggu di Sri Lanka, saya tinggal bersama foster family saya memanggil mereka uncle dan aunty. Jarak rumah mereka berada jauh dari ibukota. Mereka tidak begitu lancar berbahasa Inggris namun kita masih dapat berkomunikasi dengan baik. Saya tidak sendirian, saya berdua dengan teman saya yang berasal dari China yang bernama Monica dan dia berusia 20 tahun. Tinggal selama enam minggu dengan mereka memberikan saya banyak sekali informasi dan pengetahuan baik dari segi budaya, religi, kuliner, dan banyak lagi. Selama waktu tersebut saya juga mengajar di sebuah sekolah di sekita Welipillawa. Sekolah yang bangunannya jauh dari kata modern. Siswa sekolahnya pun belum begitu paham bahasa Inggris. Saya dan teman saya dibantu oleh guru mata pelajaran Bahasa Inggris disana bernama Ms. Vimani dan Ms. Prebha. Saya tidak hanya memberikan mereka pelajaran tentang Bahasa Inggris saya juga memberikan materi akan kebudayaan Indonesia dan memberikan mereka semangat untuk terus memperbaiki kondisi dunia sehingga dapat secara berkelanjutan menjadi tempat yang layak huni.