Staf Pendidik di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Bachtiar Wahyu Mutaqin, M.Sc., menerima penghargaan Prix Mahar Schützenberger dari Association Franco-Indonésienne pour le Développement des Sciences (AFIDES) pada hari Senin, 3 Juli 2017 atas pencapaiannya sebagai salah satu peneliti muda Indonesia terbaik tahun 2017 di Prancis. Selain Bachtiar, ada 3 peneliti muda Indonesia lainnya yang juga memperoleh penghargaan Prix Mahar Schützenberger yaitu Dita Floresyona, Achmad Choiruddin, dan Made Windu Antara. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Hélène Schützenberger selaku Presiden AFIDES di Balai Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris dan disaksikan oleh Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis, Kepangeranan Monaco dan Andora, Agung Kurniadi ; Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI, Prof. Dr. Surya Rosa Putra ; Komite Juri dari AFIDES ; dan sekitar 70 tamu undangan yang hadir.
Presiden AFIDES, Hélène Schützenberger dalam sambutannya menyampaikan dukungannya kepada para peneliti muda Indonesia untuk terus berkarya di bidangnya masing-masing. Agung Kurniadi menambahkan bahwa momen ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai langkah awal untuk kerjasama riset lebih lanjut khususnya antara Indonesia dan Prancis.
Prix Mahar Schützenberger merupakan penghargaan yang diberikan kepada para peneliti muda Indonesia yang menyusun disertasi di Prancis sebagai imbalan atas kualitas penelitian ilmiah mereka. Pemberian penghargaan tersebut diadakan setiap tahun sejak 1991 untuk turut membantu pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Bachtiar merupakan staf UGM ke-8 yang berhasil memperoleh penghargaan Prix Mahar Schützenberger tersebut. Sebelumnya ada Prof. Subagyo Pramumijoyo (1991), Prof. Zuprizal (1992), Prof. Mustofa (2000), Dr. Danang S. Hadmoko (2008), Dr. Estuning Tyas W.M. (2012), Dr. Sandy Budi Wibowo (2015), dan Dr. M. Idham Darussalam (2016).
“Saya sangat bersyukur dan bahagia karena tahun ini dipercaya oleh AFIDES untuk menerima Prix Mahar Schützenberger. Pencapaian ini dapat saya raih tentu saja berkat dukungan penuh dari keluarga, UGM, Prof. Franck Lavigne selaku pembimbing, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) selaku pemberi beasiswa” ujar Bachtiar.
Selain menerima penghargaan, Bachtiar yang saat ini sedang menempuh S3 di Ecole Doctorale de Géographie de Paris, Université Paris 1 – Panthéon Sorbonne juga mempresentasikan hasil penelitiannya di Lombok – Indonesia terkait dampak letusan gunungapi Samalas pada tahun 1257 di wilayah kepesisiran Lombok dan Sumbawa.